Jumat, 08 Juni 2018

Culture Shock



Hai, kali ini masih berkaitan dengan tugas kuliah saya, saya akan membicarakan tentang culture shock yang saya alami ketika berkuliah di daerah jabodetabek, namun sebelum itu saya akan menjelaskan apa itu culture shock

Culture shock adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan terkejut, gelisah, keliru yang dirasakan apabila seseorang bersentuhan dengan kebudayaan yang lain seperti tempat baru. Perasaan ini timbul akibat adanya perbedaan kesukaran dalam beradaptasi dengan budaya baru. Gegar budaya atau culture shock dapat mencakup aspek yang ada di kehidupan sehari hari seperti makanan cara berpakaian dan lain lain

Bagi saya pribadi ada cukup banyak hal yang membuat saya merasakan culture shock ini baik di lingkungan kampus maupuun di lingkungan umum. Sebelum saya jabarkan, yang perlu diketahui adalah saya berasal dari Indonesia bagian timur, tepatnya dari provinsi Maluku Utara

Yang membuat saya merasakan culture shock di lingkungan kampus, kurang lebih sama seperti yang dirasakan anak anak SMA lainnya yang baru aja lulus dan masuk perkuliahan, contohnya tidak perlu lagi memakai seragam, boleh datang ke kampus hanya pada saat ada jam kuliah saja tidak seperti SMA yang harus tetap berada di lingkungan sekolah dari pagi sampai siang walaupun jam pelajarannya kosong

Yang membuat saya lebih tekejut adalah culture shock yang saya rasakan di lingkungan umum dimana lingkungan umum ini temasuk juga lingkungan kampus. Hal pertama yang membuat saya merasa tekejut ketika pertama kali saya datang ke sini, di Jakarta. Ada begitu banyak gedung yang cukup tinggi, ya itu membuat saya kaget karena di tempat saya gedung paling tinggi hanya sampai lantai 3 sedangkan di Jakarta gedungnya sampai puluhan bahkan ratusan lantai.

Yang kedua adalah banyaknya jumlah kendaraan di daerah jabodetabek yang begitu banyak. Bahkan mungkin jumlah mobil di Jakarta lebih banyak daripada jumlah manusia di tempat tinggal saya. Dan tentu saja ada yang namanya macet dimana itu adalah suatu hal yang benar benar baru bagi saya karena si tempat saya tidak ada yang namanya macet.

Kemudian yang membuat saya cukup sulit untuk beradaptasi adalah tentang Bahasa, Bahasa yang dipakai di daerah sini benar benar berberda dengan Bahasa yang di pakai di tempat tinggal saya. Bukannya saya tidak tahu Bahasa Indonesia hanya saja aneh jika saya berbicara kepada teman teman saya menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, sehingga mau tidak mau saya harus belajar Bahasa yang biasa dipakai sehari hari di daerah sini, awalnya agak sulit karena beda logat Bahasa yang sering dipakai tapi seiring dengan berjalannya waktu saya bisa terbiasa dengan semua itu.

Hal selanjutnya yang membuat saya merasa culture shock adalah tentang makanan, baik itu makanan yang sering dijual di sekitaran kosan tempat saya tinggal maupun jajanan yang ada di sekitaran kampus, untuk makanan yang sering dijual di warteg, semua lauknya benar2 tidak ada yang familiar di lidah saya, dan ini juga yang membuat saya mau tidak mau harus membuat lidah saya terbiasa dengan semua makanan di warteg, begitu pula dengan jajanan yang ada di sekitaran kampus, tidak ada jajanan yang familiar seperti yang ada di tempat saya dulu, semuanya benar benar rasa yang baru bagi lidah saya
.
Mungkin itu sebagian kecil culture shock yang saya alami, tapi dibalik semua itu, merupakan suatu hal yang menyenangkan dapat mengetahui bahkan merasakan budaya yang baru.

Sekian dulu untuk artikel kali ini, terima kasih atas perhatiannya.




Sumber:
Read more