Hai, kali ini masih berkaitan dengan tugas kuliah saya, saya
akan membicarakan tentang culture shock yang saya alami ketika berkuliah di
daerah jabodetabek, namun sebelum itu saya akan menjelaskan apa itu culture
shock
Culture shock adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perasaan terkejut, gelisah, keliru yang dirasakan apabila
seseorang bersentuhan dengan kebudayaan yang lain seperti tempat baru. Perasaan
ini timbul akibat adanya perbedaan kesukaran dalam beradaptasi dengan budaya
baru. Gegar budaya atau culture shock dapat mencakup aspek yang ada di
kehidupan sehari hari seperti makanan cara berpakaian dan lain lain
Bagi saya pribadi ada cukup banyak hal yang membuat saya merasakan
culture shock ini baik di lingkungan kampus maupuun di lingkungan umum. Sebelum
saya jabarkan, yang perlu diketahui adalah saya berasal dari Indonesia bagian
timur, tepatnya dari provinsi Maluku Utara
Yang membuat saya merasakan culture shock di
lingkungan kampus, kurang lebih sama seperti yang dirasakan anak anak SMA
lainnya yang baru aja lulus dan masuk perkuliahan, contohnya tidak perlu lagi
memakai seragam, boleh datang ke kampus hanya pada saat ada jam kuliah saja
tidak seperti SMA yang harus tetap berada di lingkungan sekolah dari pagi
sampai siang walaupun jam pelajarannya kosong
Yang membuat saya lebih tekejut adalah culture shock yang
saya rasakan di lingkungan umum dimana lingkungan umum ini temasuk juga
lingkungan kampus. Hal pertama yang membuat saya merasa tekejut ketika pertama
kali saya datang ke sini, di Jakarta. Ada begitu banyak gedung yang cukup
tinggi, ya itu membuat saya kaget karena di tempat saya gedung paling tinggi
hanya sampai lantai 3 sedangkan di Jakarta gedungnya sampai puluhan bahkan
ratusan lantai.
Yang kedua adalah banyaknya jumlah kendaraan di daerah
jabodetabek yang begitu banyak. Bahkan mungkin jumlah mobil di Jakarta lebih
banyak daripada jumlah manusia di tempat tinggal saya. Dan tentu saja ada yang
namanya macet dimana itu adalah suatu hal yang benar benar baru bagi saya karena
si tempat saya tidak ada yang namanya macet.
Kemudian yang membuat saya cukup sulit untuk beradaptasi
adalah tentang Bahasa, Bahasa yang dipakai di daerah sini benar benar berberda
dengan Bahasa yang di pakai di tempat tinggal saya. Bukannya saya tidak tahu Bahasa
Indonesia hanya saja aneh jika saya berbicara kepada teman teman saya
menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, sehingga mau tidak mau saya harus
belajar Bahasa yang biasa dipakai sehari hari di daerah sini, awalnya agak
sulit karena beda logat Bahasa yang sering dipakai tapi seiring dengan
berjalannya waktu saya bisa terbiasa dengan semua itu.
Hal selanjutnya yang membuat saya merasa culture shock
adalah tentang makanan, baik itu makanan yang sering dijual di sekitaran kosan
tempat saya tinggal maupun jajanan yang ada di sekitaran kampus, untuk makanan
yang sering dijual di warteg, semua lauknya benar2 tidak ada yang familiar di
lidah saya, dan ini juga yang membuat saya mau tidak mau harus membuat lidah
saya terbiasa dengan semua makanan di warteg, begitu pula dengan jajanan yang
ada di sekitaran kampus, tidak ada jajanan yang familiar seperti yang ada di
tempat saya dulu, semuanya benar benar rasa yang baru bagi lidah saya
.
Mungkin itu sebagian kecil culture shock yang saya alami,
tapi dibalik semua itu, merupakan suatu hal yang menyenangkan dapat mengetahui bahkan
merasakan budaya yang baru.
Sekian dulu untuk artikel kali ini, terima kasih atas
perhatiannya.
Sumber: